PEMILIHAN SUPPLIER JAGUNG PADA RANTAI PASOK BAHAN BAKU AGROINDUSTRI PAKAN UNGGAS

Sumber Gambar :

 

Kulsum1*, Taufik Djatna2, Epul Saepul Hamami 3

1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Jl. Raya Palka Km 3 Sindangsari, Pabuaran, Kab. Serang Provinsi Banten

2 Doctoral program in agri industrial engineering, graduate school of  IPB University, Bogor, Indonesia
l. Raya Dramaga Kampus IPB Dramaga Bogor 16680 West Java, Indonesia
3 Feed Quality Supervisor at the Department of Agriculture in Banten Province

Banten Province Central Government Area, Jl. Syech Nawawi Al-Bantani,  Serang City, Banten 42171

 


 

Article history

ABSTRACT

Diterima: xx bulan tahun

Diperbaiki:

xx bulan tahun

Disetujui:

xx bulan tahun

 

Pemenuhan bahan baku komoditas jagung pada rantai pasok agroindustri pakan unggas memiliki tingkat kerumitan yang tinggi, antara lain pemenuhan terhadap standar kualitas, tingkat harga yang ditawarkan potongan harga memberikan kualitas yang konsisten jenis kualitas bahan yang tepat waktu yang diminta pengiriman pengiriman presisi kuantitas perubahan kemudahan pemesanan komunikasi garansi kinerja daftar konsumen. PT X merupakan salah satu agroindustri pakan ternak, dan salah satu bahan bakunya adalah jagung. Beberapa supplier memasok jagung ini, namun masih ada kendala yaitu kondisi kualitas jagung yang perlu lebih konsisten, harga yang fluktuatif, dan kontinuitas kuantitas. Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat agar kelangsungan produksi pakan unggas tetap berjalan sebagaimana mestinya. Sehingga diperlukan pengukuran untuk mengetahui kinerja pemasok. Pemilihan supplier diharapkan sesuai dengan kebutuhan PT. X. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria dan subkriteria pemilihan supplier jagung yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan memberikan hasil keputusan strategi pengambilan keputusan pemilihan supplier. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah AHP menggunakan pembobotan terhadap kriteria dan subkriteria dilanjutkan dengan TOPSIS untuk mendapatkan alternatif terpilih. Hasil penelitian menghasilkan enam kriteria dan 14 subkriteria. Dari metode AHP bobot kriteria yang paling besar adalah Kualitas dengan nilai 0,37417. Sedangkan metode TOPSIS menghasilkan pemasok terpilih yaitu pemasok B dengan nilai jarak ideal positif 0,57453 0,387609986 dan nilai jarak ideal negatif 0,5234. Artinya pemasok B dipilih berdasarkan rangking pertama dengan nilai paling signifikan. Karena pemasok b memiliki komitmen terhadap kualitas dan harga yang lebih baik dibandingkan dengan pemasok lain, yang merupakan kriteria dengan peringkat bobot paling signifikan sebagai pertimbangan pemilihan pemasok. Dengan memperhatikan kriteria utama dan model subkriteria, serta pemenuhan komitmen tersebut, diharapkan dapat digunakan sebagai strategi selanjutnya dalam pemilihan supplier di PT X.

 

Keyword

Rantau Pasok Pakan Unggas,Supplier Jagung, AHP, TOPSIS

© hak cipta dilindungi undang-undang

 

 

PENDAHULUAN

Hasil sensus penduduk tahun 2020 mencatat jumlah penduduk Indonesia tahun 2020 sebanyak 270,20 juta jiwa, tumbuh 13,71% dibandingkan tahun 2010. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, hal ini menuntut ketersediaan pangan yang cukup. Tingkat partisipasi konsumsi penduduk Indonesia terhadap semua jenis bahan makanan hewani asal ternak secara umum mengalami peningkatan berdasarkan data BKP (2020) terlihat dalam 5 (lima) tahun terakhir, partisipasi tertinggi pada makanan hewani. konsumsi berasal dari produk unggas (daging dan telur). Tingkat partisipasi konsumsi pangan hewani pada tahun 2020 untuk daging unggas mencapai 57,78%, dan konsumsi telur mencapai 92,20%. Hal ini berdampak langsung pada tingkat kebutuhan pakan yang juga meningkat. (Kementerian Pertanian, 2021). Pemilihan pemasok berkelanjutan telah menjadi semakin populer di kalangan mahasiswa dan praktisi sebagai cara yang layak untuk mewujudkan keberlanjutan rantai pasokan (ifeyinwa, etc, 2021).

PT X merupakan salah satu perusahaan pakan unggas. Salah satu bahan bakunya adalah jagung yang menyumbang 50% dari bahan baku pakan unggas lainnya. Beberapa supplier memasok jagung ini, namun masih ada kendala yaitu kondisi kualitas jagung yang perlu lebih konsisten, harga yang fluktuatif, dan kontinuitas kuantitas. Jika hal ini tidak dijaga, maka akan mempengaruhi produktivitas perusahaan. Produktivitas merupakan faktor penting yang mempengaruhi kelangsungan dan perkembangan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus dapat menjaga kesinambungan pasokan dengan baik, agar dapat menghasilkan output yang diharapkan (Kulsum, dkk, 2021)

Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat agar kelangsungan produksi pakan unggas tetap berjalan sebagaimana mestinya. Dalam rantai pasok agroindustri, terdapat tingkat kompleksitas manajemen yang tinggi dalam pengalokasian sumber daya bahan baku, persyaratan pemprosesan, serta pengendalian kebijakan distribusi dan pengelolaan limbah. Manajemen rantai pasokan yang responsif diperlukan untuk mengatasi masalah ini, khususnya dalam operasi multi-produk. (Djatna T, Dst, 2017)

Metodologi digunakan untuk merencanakan dan mengevaluasi kemungkinan penggunaan bahan bakar alternatif. Pengambil keputusan harus mempertimbangkan beberapa faktor dalam proses. Pendekatan MCDM adalah alat untuk membantu pengambilan keputusan (Nwokoagbara E, dll, 2015) dan untuk memberi peringkat dan mengevaluasi alternatif terkait kriteria (Çelikbilek Y, 2016)

Menggunakan metode MCDM dapat memberikan kemungkinan partisipasi dari berbagai pemangku kepentingan dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan; selain itu juga dapat digunakan untuk mendukung penetapan tujuan, kriteria, dan subkriteria serta menghasilkan evaluasi alternatif yang komprehensif; dan memfasilitasi integrasi langkah-langkah alternatif, sub-kriteria dan bobot kinerja melalui metode Teknik Urutan Preferensi dengan Kesamaan dengan Solusi Ideal (TOPSIS); juga validasi kerangka yang diusulkan, khususnya mengenai implementasi TOPSIS untuk mengevaluasi perbaikan alternatif. Dan juga dapat menetapkan tujuan dan kriteria dengan mengaktifkan diskusi dan mendorong analisis alternatif renovasi yang lebih luas dan lengkap. (Pinzon Amorocho & Hartmann, 2022) (Carvalho et al., 2022). Rantai pasokan di seluruh dunia rentan terhadap gangguan yang dapat berdampak negatif terhadap kinerjanya. Umumnya, gangguan rantai pasokan terjadi, mengakibatkan mode kegagalan yang memengaruhi kemampuan rantai pasokan untuk mengirimkan barang dan jasa yang dijanjikan tepat waktu.

Diperlukan dasar yang jelas untuk menentukan pemasok setelah kriteria, subkriteria, dan alternatif diselesaikan. Langkah selanjutnya adalah memastikan tahapan mendapatkan peringkat terhadap kriteria yang dipilih sehingga dapat dilanjutkan ke pemilihan pemasok alternatif. ; Oleh karena itu, kriteria ini dievaluasi menggunakan teknik pengambilan keputusan untuk pemilihan yang paling sesuai. Untuk tujuan ini, AHP diterapkan untuk menilai signifikansi setiap standar, dan peringkat alternatif yang diselidiki dihitung dengan menggunakan topsis. (asli, etc., 2022) kemampuan evaluasi komprehensif dari algoritma AHP dan pemeringkatan cerdas dari algoritma topsis, metode ini berhasil menghindari subjektivitas, keluasan, dan batasan lain dari analisis keputusan multi-faktor konvensional. (ying li, dll, 2021). Ada beberapa penelitian dimana metode MCDM dapat digunakan untuk mengambil keputusan. Beberapa studi tersebut dirangkum sebagai berikut; Hoseinpour telah mengevaluasi kinerja dan karakteristik emisi dari mesin diesel DI dengan bensin difumigasi pada kondisi pengoperasian mesin yang berbeda dengan menggunakan metode TOPSIS. Untuk memilih bahan bakar alternatif terbaik.

    

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan metode wawancara dilakukan secara lisan. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui kriteria-kriteria yang dipertimbangkan dalam pemilihan supplier, kemudian dijadikan poin penting dalam penyusunan hirarki masalah

 

Metode AHP-  TOPSIS

Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan sebagai model oleh Saaty pada tahun 1980 dan digunakan dalam memecahkan masalah pengambilan keputusan. Ini dapat didefinisikan sebagai metode pengambilan keputusan dan estimasi yang memberikan distribusi persentase poin keputusan dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan. Perbandingan berpasangan membentuk dasar metode AHP, dan nilai skala kepentingan (Tabel 5) digunakan untuk perbandingan kriteria. Analisis AHP dalam karya ini dinilai menggunakan rumus matematika yang diberikan di bawah ini. Prosedur diagonal digunakan untuk komponen yang disebutkan di bawah ini (Abdulvahitoglu & Kilic, 2022).

Penentuan Supplier Alternatif merupakan proses yang diperlukan karena proses AHP mendapatkan bobot. Kemudian dapat diikuti dengan metode yang dapat memberikan konsekuensi dan peringkat yang tepat untuk mendapatkan peringkat pemasok yang sesuai, serta metode evaluasi intragroup yang komprehensif yang umum digunakan, dan metode topsis dapat memanfaatkan informasi dalam data primer secara maksimal. Hasilnya dapat secara akurat mencerminkan kesenjangan antara berbagai rencana evaluasi. Oleh karena itu, telah banyak digunakan untuk evaluasi komprehensif di berbagai bidang. (yao zhang, dll., 2022).

Model Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Saaty pada tahun 1980 dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah pengambilan keputusan. Ini dapat didefinisikan sebagai metode pengambilan keputusan dan estimasi yang memberikan distribusi persentase poin keputusan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut. Perbandingan berpasangan membentuk dasar metode AHP, dan nilai skala kepentingan digunakan untuk perbandingan kriteria. Analisis AHP dalam karya ini dinilai menggunakan rumus matematika yang diberikan di bawah ini. Untuk komponen yang tercantum di bawah diagonal, prosedur (Hoseinpour M, dll, 2018)

Selengkapnya...... silahkan klik ---> unduh / Download

 

 

 


Share this Post