KEGIATAN KOMERSIALISASI HIJAUAN PAKAN TERNAK TAHUN 2019 DI KABUPATEN TANGERANG

Sumber Gambar :

KEGIATAN KOMERSIALISASI HIJAUAN PAKAN TERNAK TAHUN 2019

DI KABUPATEN TANGERANG

 

Ruminansia sebagai hewan herbivora membutuhkan hijauan pakan sebanyak 10% dari bobot badan hidupnya. Konsumsi hijauan pakan satu satuan ternak berkisar 40-50 kg hijauan segar per hari, atau sekitar 8-10 kg hijauan kering per hari. Populasi ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing, domba) dari data yang dimiliki oleh Bidang Peternakan Dinas Pertanian Provinsi Banten adalah 1.612.079 ekor (angka sementara 2019), berarti kebutuhan hijauan diperkirakan tidak kurang dari 12,8 ribu ton hijauan kering. Namun di satu sisi ketersediaan hijauan pakan ternak belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan sepanjang tahun karena beberapa faktor antara lain ketidakjelasan sistem tata guna lahan, musim kemarau yang panjang dan karakteristik hijauan pakan.

Produksi hijauan pakan belum secara khusus terprogram dalam kawasan yang luas, sehingga peternak selalu memiliki masalah dengan penyediaan hijauan pakan. Sebagai contoh perusahaan penggemukan (feedlot) yang ada di Provinsi Banten untuk memenuhi kebutuhan pakan hijauan ternaknya bisa membeli dari daerah lain seperti Sukabumi, Bogor, Karawang. Hal tersebut merupakan potensi bagi Banten untuk menyediakan hijauan pakan ternak karena secara geografis Provinsi Banten mempunyai posisi strategis yaitu dekat dengan Ibu Kota Negara dimana populasi ternak ruminansia cukup banyak baik dalam bentuk usaha penggemukan (feedlot) maupun usaha peternakan skala kecil.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten (Ir. H. Agus M Tauchid S., Msi) melakukan serah terima bantuan kegiatan komersialisasi hijauan pakan ternak /unit usaha hijauan pakan ternak sekaligus mencoba alat pencacah rumput (chopper) di kelompok Nibung Desa Dangdeur Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang pada Senin, 9 Desember 2019. Beliau menyambut baik kegiatan ini untuk meningkatkan pendapatan kelompok peternak.  Ke depan peluang usaha hijauan pakan diperkirakan akan berkembang karena akan menjadi industri pemasok pabrik pakan ransum komplit, yang akan menjadi trend baru pada sistem peternakan modern di wilayah padat penduduk.

“Salah satu penyebab kepemilikan sapi  di tingkat masyarakat saat ini masih rendah adalah peternak kesulitan pengadaan pakan terutama saat musim kemarau. Pakan dikelola masih parsial, tidak secara keseluruhan. Padahal Indonesia  punya potensi pakan tinggi. Banyak sekali yang bisa dimanfaatkan. Untuk itu pentingnya komersialisasi HPT sebagai sistem logistik yang dapat menjamin pakan di masa depan. Jadi ada peternak yang fokus di budidaya ternak dan sebagian peternak yang lain fokus di penyediaan pakan HPT nya,” tambahnya.

Dari hasil wawancara dengan kelompok Nibung, mereka menyatakan ucapan terimakasih kepada dinas karena telah menghubungkan atau membuka peluang usaha sudah dipertemukan dengan feedlot yang ada di Provinsi Banten. Bahkan hijauan dari kelompok tersebut sudah di tawar oleh salah satu feedlot yang ada di Kabupaten Tangerang dengan harga Rp. 500/kg - Rp. 550/kg sampai di lokasi kandang.

Kelompok pun sudah memahami bahwa rumput yang selama ini dipandang sebelah mata dianggap kotor dan gatal tidak bisa disepelekan lagi karena rumput bisa menjadi "RUPIAH HIJAU" yang memberikan kehidupan sangat layak untuk keluarganya. Selain itu juga dapat membuka kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan bagi tetangga di sekitarnya. Apalagi ada permintaan eksport hijauan pakan ternak ke Timur Tengah, Korea, Filipina.

 

Nurhayati., S.Pt., MP


Share this Post